
Mentari
terbit memancarkan sinarnya yang penuh dengan kilauan indah dan memberikan
kehangatan, sehingga hari-haripun di isi dengan penuh behagaian yang sulit
untuk dilupakan. Hari yang cerah senantiasa memberikan senter hidup ini menjadi
lebih ter-arah tanpa harus berkeluh kesah karena merasa susah. Hidup yang
selalu dibelenggu dengan permasalahan, namun tidak dijadikan satu bentuk
kesusahan yang tak bisa diselesaikan.
Janganlah terlarut dalam permasalahan, tapi larutkanlah permasalahan dalam
canda yang penuh dengan kebahagiaan. Karena
hidup itu seperti mengendarai sepeda, agar tetap seimbang, kau harus tetap
bergerak (albert einstein).
Pada hari itu, saya
bersama dulur-dulur yang lain mempersiapkan peralatan dan bergegas pergi ke
kampus buka stand, untuk melakukan kaderisasi formal/penerimaan anggota baru
atau lebih akrabnya dikenal dengan (matakembar) Masa Taaruf Keluarga Mahasiswa
Kabupaten Bandung Barat yang ke XVIII. Setiap hari tanpa mengurangi rasa lelah
kami rutin melakukan kegiatan tersebut di DPR (dibawah pohon rindang) tepatnya
di kampus satu UIN Sunan Gunung Djati Bandung, kegiatan tersebut dilakukan
tidak hanya semata-mata menggugurkan kewajiban semata. pertama hal ini
ditujukan untuk berkumpul bersama dulur-dulur yang lainnya agar tetap memper-erat
tali silaturahmi khususnya bagi mahasiswa/i yang berasal dari Kabupaten Bandung
Barat. Selain itu juga yang membuka stand di dpr itu tidak hanya kembara saja,
melainkan banyak organisasi daerah lain yang sama-sama membuka stand yang
mungkin tujuannya sama yakni untuk melakukan kaderisasi formal juga.
Banyak hal-hal yang
lucu dan menyenangkan yang terjadi dikala itu, stand menjadi tempat dimana kita
berdiskusi membicarakan banyak hal-hal yang terjadi, tah itu membicarakan
tentang penomena sosial,penomena global, kehidupan dikampus, bahkan kehidupan
pribadi sekalipun. Stand kembara menjadi cawan yang heterogenitas aktifitas,
yang mana setiap detiknya itu selalu di selimuti dengan suasana menyenangkan
karena didalamnya terdapat banyak orang yang selalu mengundang gelak tawa,
hingga stand-pun selalu memberikan keindahan,kenyamanan karena banyaknya warna
gurauan yang selalu digelorakan.
Ketika waktu jam
istirahat sudah tiba, biasanya stand ramai dikunjungi oleh para kader-kader
kembara tanpa adanya mayoritas ataupun minoritas dari srikandi ataupun
srikanda-nya , yang mana disitulah titik keramaian dan kebersamaan dapat
dirasakan, banyak hal-hal yang dapat dilihat di lingkungan sekitar yang dapat dijadikan satu buah pembelajaran,
bahkan dijadikan satu perbincangan kecil untuk membuka obrolan yang besar hingga
pada ahirnya stand ramai di payungi oleh khazanah keilmuan.
Walaupun setiap harinya
tidak semua kader bisa jaga stand, karena harus menyelsaikan sks kampus sebagai
tuntutan akademik yang tidak boleh dilupakan. Tetapi disela-sela waktu yang kosong para kader
datang menyempatkan dirinya untuk sama-sama mengajak para mahasiswa/i baru dan
lama yang belum mengikuti kegiatan matakembar sebagai gerbang awal berproses dikembara
dan siap mendedikasikan dirinya untuk bandung barat.
Berangkat pagi-pagi dan
pulang sore-sore itu sudah menjadi kebiasaan kami selaku kader kembara, tidak
hanya sebatas memontum saja, melainkan ketika kegiatan kosongpun kami
memanfaatkan waktu agar tetap menyibukan diri untuk memperbaharui diri lewat
diskusi-diskusi. Sekalipun itu dibawah pohon, namun tidak membuat kami menyengsarakan pikiran
karena alasan tempat yang kurang memuaskan dan memanjakan. Justru karena
kerindangan dan kesejukan pohon pohon itulah yang membuat kita nyaman dalam
berselebrasi untuk membuka kajian keilmuan sembari menunggu para calon kader
yang datang.
Sebagai kaum terpelajar
yang harus memiliki intelektualitas
tinggi, buku adalah sebuah alat untuk memperbaharui diri, membaca adalah
sebagai pupuk penyubur otak dan diskusi
adalah sebuah kunci kuriositas untuk membuka jendela negeri ini dan wajah dunia
yang sifatnya dinamis.
Hidup di zaman ini
tentunya sangatlah susah ,ketika kita hanya bisa mengandalkan otot saja untuk bekerja.
Gunakanlah pikiran
sebagai tempat pemasaran keilmuan, agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan
demi mempertahankan kelangsungan hidup dan membela hak-hak kemanusiaan. Kami selaku kader kembara tidak akan pernah
membiarkan daerah kami hancur karena kerakusan sang penguasa yang semena-mena
mengambil hak-hak rakyatnya, demi kepentingan personal dan tetap membudayakan
sitem nepotismenya.
Semua itu tentunya
butuh perlawan bukan dengan kekerasan ataupun melakukan penindasan, melainkan harus dilawan dengan serangan
keilmuan. Maka dari itu jadikanlah stand sebagai tempat curhat keilmuan bukan
tempat untuk saling menghujat, jadikanlah stand sebagai tempat kaderisasi bukan
tempat untuk mencaci maki, jadikanlah stand sebagai tempat preferensi esensi
bukan presisi eksistensi.
Tetunya masih banyak
hal-hal yang telah dilewati dari awal membuka stand hingga proses matakembar
itu telah tiba, semua itu telah menjadi kenangan indah yang sulit untuk
dihanyutkan ke dalam sungai-sungai kesibukan. Sekalipun kami sibuk namun
suasana itu selalu hadir dalam pelupuk rindu, rindu yang menggelora membuat
kami lupa akan Era, Era yang serba gila dilenyapkan dengan keindahan kenangan
yang tak pernah terlupakan, dalam sendi-sendi kehidupan yang terjadi sewaktu
membuka stand. Karena segala sesuatu ketika dilakukan dengan penuh kebersamaan
akan terasa cantik dan indah disertai banyaknya perbedaan yang gemerlap membuat
mata sulit untuk berkedip walaupun sekejap.
~kebersamaan tidak
terlahir hanya dari kemewahan, tetapi kebersamaan lahir karena hal kecil penuh
dengan kesederhanaan.
~Ukirlah masa lalu,
tataplah masa depan, catatlah dengan hati, laksanakan dengan kemampuan. (daan bronkhrost).
~rindukanlah kenanganmu
karena kau telah berjuang untuk menciptakannya
~ciptakanlah
kerinduanmu agar kau tetap mengenangnya
@tetesanpenapermana/09 Maret 2018
Komentar
Posting Komentar